BAB II
PEMBAHASAN
METODE INKUIRI
2.1 Pengertian
Metode Inkuiri
Kata inkuiri
juga sering dinamakan heuriskin yang berasala dari bahasa yunani, yang memiliki
arti saya menemukan. Metode inkuiri berkaitan dengan aktifitas pencarian
pengetahuan dan pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa akan
menjadi pemikir kreati yang mampu memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan
pendapat Sabnjaya (2006 : 196) bahwa “metode inkuiri adalah sesuatu metode
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang
dipertanyakan”.
Sementara itu
menurut Sagala (2004 : 34) yang mendefinisikan metode inkuiri sebagai berikut :
“ metobe inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan
dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subyek
belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
sendiri, mengembangkan kretifitas dalam memecahkan masalah “.
Sedangkan
peaget (Mulyasa, 2008 : 108) mendefinisikan metode inkuiri sebagai berikut : “
metode inkuiri adalah metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk
melakukan exsperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin
melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya
sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain,
membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik yang
lain.
Sedangkan
menurut Aziz (2007 : 92) memiliki definisi lain mengenai pengertian metode
inkuiri sebagaimana yang tertulis sebagai berikut : metode inkuiri adalah
metode yang menetapka dan menuntut guru untuk membantu siswa untuk menentukan
sendiri data, fakta, dan informasi tersebut dari berbagai sumber agar dengan kegiatan
itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa. Pengalaman ini berguna dalam
menghadapi dan memmecahkan masalah-masalah dalam kehidupannya.
Dalam proses
pembelajaran melalui percobaan maupun exsperimen sehingga melatih siswa
berkreatifitas dan dan berfikir kritis untuk menemukan sendiri suatu
pengetahuan yang pada hakikatnya mampu menggunakan pengetanuannua tersebut
dalam masalah yang dihadapinya.
Dalam penerapannya dalam bidang pendidikan, ada beberapa jenis metode inkuiri. Sabagaimana yang dikemukakan oleh Sund and Trowbridge (Mulyasa, 2006 : 109) bahwa :
Dalam penerapannya dalam bidang pendidikan, ada beberapa jenis metode inkuiri. Sabagaimana yang dikemukakan oleh Sund and Trowbridge (Mulyasa, 2006 : 109) bahwa :
Jenis-jenis metode inkuiri
adalah sebagai berikut :
1. Inkuiri
terpimpin (Guide inquiry). Inkuiri terpimpin digunakan terutama bagi siswa yang
belum mempunyai pengalaman belajar dengan metode inkuiri. Dalam hal ini guru
memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Dalam pelakasanaannya,
sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru dan para siswa tidak merumuskan
permasalahan.
2. Inkuiri
bebas (free inquiry). Pada inkuiri bebas siswa melakukan penelitian sendiri
bagaimana seorang ilmuan. Pada pengajaran ini, siswa harus dapat
mengidentifikasikan dan nerunuskan berbagai topik permasalahan yanh hendak
diselidiki. Metodenya adalah inquiry role appoach yang melibatkan siswa dalam
kelompok tertentu., setiap anggota kelompok tuga, memiliki tugas sebagai,
misalnya koordintor kelompok, pembimbing teknis, pencatat data, dan
pengevaluasi proses.
3. Inkuiri
bebas yang dimodifikasi (modified ee inquiry). Pada inkuiri ini guru memberikan
permasalahan atua problem dan kemudian siswa diminta untuk memecahkan
permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan prosedur penelitian.
2.2 Karakteristik
Inkuiri
Menurut
sanjaya (2006 : 197) ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam
metode pembelajaran inkuiri, yaitu :
a. Metode
inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mancari dan
menemukan. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pembelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi dari pembelajaran itu
sendiri. Seluruh aktifittas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri ( self belief). Dengan demikian, metode
pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar melainkan
sebagai fasilisator dan motivator belajar siswa.
b. Tujuan
dari penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
metode inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pembelajaran,
akan tetapi bagaiman mereka dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara
optimal.
2.3 Komponen-Komponen
Metode Inkuiri
Metode
pembelajaran inkuiri memiliki beberapa komponen. Sebagaimana yang dikemukakan
Garbon (2005 : 23) bahwa : Pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki 5
komponen yang umum yaitu :
1) Question
: pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembukaan yang
memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena.
2) Student
Engangement : dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu
keharusan dalam menciptakan sebuah produk dalam mempelajari suatu konsep.
3) Cooperative
interaction : siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam
kelompok dan mendiskusikan berbagai gagasanm
4) Performance
Evaluation : dalam menjawab parmasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat
suatu produksi yang dapat menggambarkan pengetahuannya yang sedang dipecahkan.
Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
5) Variety
of resources : siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar. Misalnya
buku teks, website, vidio, televisi, poster, wawancara dengan ahli dan lain
sebagainya.
2.4 Prinsip-Prinsip
Metode Inkuiri
Dalam
pelaksanaan metode inkuiri dalam pembelajaran di kelas, ada beberpa
prinsip-prinsip yang perlu menjadi fokus perhatian bagi seorang guru. Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, pembelajaran yang menggunakan metode
inkuiri diharapkan dapat terlaksana dengan maksimal sesuai dengan apa yaang
telah direncanakan. Menurut Sanjaya (2006 : 199) ada beberpa prinsip yang harus
diperhatikan oleh setiap guru dalam penggunaan metode inkuiri, yaitu :
1) Berorientasi
pada pengembangan intelektual. Tujuan utama dari metode inkuiri adalah
pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, metode ini selain
beroriantasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
Klarena itu kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan
metode inkuirir bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi
pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktifitas mencari dan menemukan
sesuatu.
2) Prinsip
interaksi. Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa
maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
sebagai pengatur lingkungan yang mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
3) Prinsip
bertanya. Kemampuan guru dalam bertanya pada pembelajaran yang menggunakan
metode inkuiri sangat diperlukan. Sebab dengan memberikan pertanyaan kepada
siswa akan melatih kemampuan berpikirnya. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk
bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan, baik bertanya untuk
melacak maupun bertanya untuk menguji kemampuan.
d) Prinsip belajar untuk berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek.
d) Prinsip belajar untuk berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek.
4) Prinsip
keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
Dalam metode inkuiri, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesisnya dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan pendapat diatas, maka seorang guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip tersebut sehingga pembelajaran yang telah dirancang untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas dapat berjalan secara optimal.
Berdasarkan pendapat diatas, maka seorang guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip tersebut sehingga pembelajaran yang telah dirancang untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas dapat berjalan secara optimal.
2.5 Langkah-Langkah
Metode Inkuiri
Menurt sanjaya
(2006 : 201) mengemukakan secara umum bahwa proses pembelajaran yang
menggunakan metode inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Orientasi
Langkah
orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak untuk berpikir memecahkan
masalah. Keberhasilan metode inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk
beraktifitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.
2. Merumuskan
masalah
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung
teka teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk
berpikir dalam mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang
sangat penting dalam metode inkuiri, siswa akan memperoleh pengalaman yang
sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
Mengutip dari pendapat Sanjaya (2006 : 202) yang mengemukakan bahwa, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah, di antaranya :
a. Masalah
hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Dengan demikian, guru hendaknya tidak
merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan
dipelajari, sedangkan bagaiman rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang
telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.
b. Masalah
yang dikaji adalah masalah yang mengandung jawaban yang pasti. Artinya, guru
perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan maslah yang menurut guru jawabannya
sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
c. Konsep-konsep
dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh
siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji melalui proses inkuiri, terlebih
dahulu guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah neniliki pemahaman
tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.
3. Mengajukan
hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang di kaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu di uji kebenarannya. Dalam langkah ini, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan
permasalahan yang telah diberikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memberikan hipotesis adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat
mengajukan jawaban sementara. Selain itu, kemampuan berpikir yang ada pada diri
siswa akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta
keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap siswa yang kurang mempunyai wawasan
akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4. Mengumpulkan
data
Mengumpulkan
data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi percodaan atau
eksperimen. Dalam metode inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental
yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Oleh sebab itu, tugas dan
peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji
hipotesis
Menguji
hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang
terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang diberikan siswa. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
6. Merumuskan
kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan hal yang utama dalam
pembelajaran, karena banyaknya data yang diperoleh menyebabkan kesimpulan yang
dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak bi pecahkan. Oleh karena
itu, untuk mencapaikan kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan
pada siswa data mana yang relevan.
2.6 Kelebihan
Dan Kekurangan Dari Metode Inkuiri
Metode inkuiri
merupakan salah satu metode yang sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran, sebab metode inkuiri sebagai metode pembelajaran memiliki
beberapa keunggulan. Sebaimana yang dikemukakan oleh sanjaya (2006 : 2008)
bahwa metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
Ø Kelebihan
a. Metode
inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor, secara seimbang sehingga pembelajaran akan
lebih bermakna.
b. Metode
inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
meraka.
c. Metode
inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perudahan tingkah laku
berkat adanya perubahan.
d. Keuntungan
lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar yang bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Ø Kekurangan
a. Jika
metode inkuiri digunakan sebagai metode pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Metode
ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan
siswa dalam belajar.
c. Dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Selama
kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit diimplemintasikan oleh setiap guru.
Sedangkan
menurut Trisno 2008 (www.eleaming –jogja,19-5-2009) ada beberapa kelebihan dan
pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri.
Ø Kelebihan
a. Pengajaran
berpusat pada diri pembelajar.
b. Dalam
proses belajar inkuiri, pembelajar tidak hanya belajar konsep dan prinsip,
tetapi hanya belajar konsep dan prinsip, tetapi juga mengalami proses belajar
tentang pengarahan diri, pengendalian diri, tanggung jawab dan komunikasi
sosial secara terpadu.
c. Pengajaran
inkuiri dapat membentuk self concept (konsep diri).
d. Dapat
memberi waktu kepada pembelajar untuk mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi.
e. Dapat
menghindarkan pembelajar dari cara-cara belajar tradisional yang bersifat
membosankan.
Ø Kelemahan
a. Diperlukan
keharusan kesiapan mental untuk cara belajar
b. Kalau
pendekatan inkuiri diterapkan dalam kelas dengan jumlah siswa yang besar,
kemungkinan besar tidak berhasil
c. Siswa
yang terbiasa belajar dengan pengajaran tradisional yang telah dirancang guru,
biasanya agak sulit untuk memberi dorongan. Lebih-lebih kalau harus belajar
mandiri.
d. Dampaknya
dapat mengecewakan guru dan siswa sendiri.
e. Lebih
mengutamakan dan mementingkan pengertian, sikap dan keterampilan memberi kesan
terlalu idealis.
f. Ada
kesan dananya terlalu banyak, lebih-lebih kalau penemuaannya kurang berhasil
hanya merupakan suatu pemborosan belaka.
Berdasarkan
beberapa pendapat diatas maka guru hendaknya memperhatikan beberapa procedural
dan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam mengenai metode inkuiri sehingga
segala kekurangan yang terdapat dalam metode ini dapat teratasi.